Friday 17 August 2012

Tuhan, Kamu, Tuhan

Mungkin aku salah harus membandingkanmu dengan Tuhan, atau Tuhan denganmu.
Yang aku tahu, aku harus memilih.
Terlalu sulit rasanya jika harus memaksakan ‘kita’ untuk jadi kenyataan.
Meski mungkin bahagia terbayang.
Aku merasa bahwa Tuhanku memperhatikan.
Mengikuti tiap gejolak rasaku padamu,tiap buih harap yang kupercayakan padamu.
Mungkin Tuhanmu juga melakukannya.
Kau rasakankah itu?
Tuhan kita,
menjaga masing-masing kita untuk tak saling mendekat,
untuk tak saling terjalin dalam rasa yang mungkin akan menjadi licin.
Membuat kita terpeleset.
Meninggalkan Dia kemudian.
Pada akhirnya,
kita menarik kembali langkah kita.
Menenggelamkan setiap rasa yang telah bersemayam tentram.
Kita kembali pada Tuhan kita masing-masing, lalu kita menjadi asing.

No comments:

Post a Comment