Sunday 19 August 2012

Bumi dengan Satu Tuhan



            Beberapa tahun lalu, aku pernah bertemu dengan sebuah keadaan, kondisi, atmosphere, atau apapun itu yang terasa sulit untuk dijadikan sebuah kata-jika saja aku boleh menambahkan satu kata ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia revisi 2011- di mana aku menemukan keindahan yang benar-benar indah, bukan hanya sekedar indah, tapi juga mendamaikan jiwa , akan betapa hebatnya sebuah perbedaan. Saat itu pikiran dan hatiku sangat terbuka dengan berbagai ajaran, aliran, dan semua jalan berbeda yang manusia tempuh untuk bertemu Tuhan-nya, Sang Mahahebat.
            Setiap jalan berbeda yang kita, manusia, tempuh memiliki keindahannya masing-masing, memiliki liku dan kelok yang mungkin tak sama, jalan menanjak di hadapan kami mungkin menurun bagi insan dengan keyakinan lain, begitu pun dengan lembah dan jurang. Di atas pebedaan yang katanya mendasar dan prinsipil itu, kami berdiri di tanah yang sama, menghirup udara yang sama, melihat kucing sama. Adakah kucing jenis ini adalah ciptaan Tuhan agama ini? Atau tanah pulau yang kami injak ini adalah ciptaan Tuhan agama itu? Manusia dengan rambut tergerai adalah manusia agama iti? Tanaman padi dengan bulirnya yang dalam satu batang berisi bla bla bla bulir adalah padi agama inu?
            Tuhan itu satu. Semua agama meyakini hal itu. Dalam hati meyakini Tuhan satu dan itu Tuhan versi agamaku. Terkadang aku tak bisa menerima dengan mudah bahwa Tuhan itu satu dengan begitu banyak jalanNya, yang terkadang membuat kita manusia tidak bisa bersatu.
            Nyatanya kesatuan Tuhan itu tidak berlaku ketika kamu merasakannya langsung dalam hidupmu, ketika kamu harus memisahkan diri dengan kekasihmu yang berbeda keyakinan misalnya. Tidak ada masalah lain, tidak ada alasan lain selain kalian ‘berbeda’. Kalau Tuhan memang satu mengapa kita yang berbeda ini tidak boleh bersatu dalam ‘kesatuan’Nya.
Terkadang aku iri dengan bumi, yang mungkin tidak memikirkan ada berapa Tuhan sebenarnya, ajaran mana yang harus ia pilih sebagai pedoman hidupnya, yang  juga bisa memagarinya, hidupnya. Aku ingin menjadi seperti bumi, yang ia tahu Penciptanya hanya satu, ia hanya diciptakan satu kali oleh yang Satu. Bumi yang hanya punya satu Tuhan.

No comments:

Post a Comment