Thursday 14 May 2015

Jika Aku Benar-benar Tidak Lagi Bisa Menemui Kamu

Jika aku benar-benar tidak lagi bisa menemui kamu
Sementara kepala ini terus saja memutar memori tentang kamu

Jika aku benar-benar tidak lagi bisa menemui kamu
Sementara hati ini terus saja berderap mengurai tentang kamu

Jika aku benar-benar tidak lagi bisa menemui kamu.

Saturday 18 April 2015


Segera terbit: Kumpulan Tulisan "Kota Sehabis Hujan".

Wednesday 1 April 2015

Di Mana Aku Harus Mencari Kamu

Sekepergianmu, tak pernah lagi kujumpai kamu
Di mana pun.

Di rumah pohon kita biasa menunggui pagi,  tak jarang dalam sunyi, tanpa diskusi.
Di kedai kita biasa menghabiskan sore dengan menyesap kopi, tanpa berharap datang inspirasi.
Di toko buku kita biasa mencari buku tak tentu.
Bahkan di toko perabot tempat kita pernah merencanakan tata ruang keluarga.

Tak pernah lagi kujumpai kau
Kecuali pada mimpi sebelum kutemui pagi.

Wednesday 11 February 2015

Izinkan Aku Menyederhanakan

Boleh aku minta tolong padamu?
Coba kamu uraikan apa yang terjadi pada  kita saat ini.

Rumit ya?

Izinkan aku menyederhanakan, mari kita sebut saja ini adalah kerumitan yang tak teruraikan yang sayangnya harus terjadi pada kita.
Izinkan aku menyederhanakan, bagaimana kalau kita sebut saja ini: cinta?

Jakarta, 11 Februari 2015

Dua Hati Bodoh yang Saling Jatuh (yang belum tentu) Cinta

Pada sebuah sore hari
Sepotong kecil hati --dengan warna merah keabuan, kuyu, tak ubah bunga layu-- dibawa tuannya berjalan-jalan mengelilingi lapang rindu.

Hati itu diletakkan tuannya pada saku tak jauh dari kemaluan.

Terlampau bersobat dengan kemaluan,
hati itu jadi tak punya malu.

Pada sebuah pagi hari
Sepotong kecil hati --berwarna merah apel yang sedang ranum-ranumnya-- dibawa seorang nona berjalan-jalan pada taman rasa.

Hati itu diletakkan sang nona pada keranjang piknik, dibungkus cantik dengan sapu tangan bermotif bunga.

Terlampau lekat disetubuhi bunga,
hati ini tak lagi peka soal cinta.

Siang ini
Tuan dan nona berpapasan
--dari arah menuju sang tuan ke lapang rindu dan arah pulang sang nona dari lapang rasa-- pada sebuah jalan antara yang belum punya nama.

Hati Abu yang hampir mati itu, mencium aroma lain selain bau kelamin tuannya.
Semacam ranum yang dibalut harum.
'O mungkin itu cinta, sudah lama aku merindu', gumamnya.

Hati Merah Apel --yang tak peka soal cinta-- merasa disetubuhi oleh yang selain cinta. 'Apalah itu', ia menggelinjang.

Keduanya berpapasan pada sebuah jalan antara yang belum punya nama,
pada sebuah rasa dan rindu yang belum tentu cinta.

Wednesday 21 January 2015

Monday 5 January 2015

Peri Embun

Soal cinta itu baiknya kau tanyakan pada peri
yang rutin berkunjung ke tengah hutan pinus setiap pagi 
Konon ia yang meletakkan inti embun
pada jarum-jarum daun pinus tertinggi yang menghadap langit
Jarum daun teratas, dari pohon pinus yang paling sering digoda angin  
Tiap jarum, tiap pagi 
Inti embun 
Setitik bening pada ketinggian
Diletakkannya dengan sangat hati-hati oleh peri itu pada ujung jarum 
Tiap jarum, tiap pagi 
Hingga ribuan
Dari khayangan, inti embun itu serupa hamparan butir kepastian
Sedang bumi, menunggu jatuhnya untuk mengerti soal kesejukan 
Kupikir, peri itu mungkin tahu soal cinta
Bukankah cinta juga serupa inti embun yang diletakkannya dengan setia setiap pagi?

Family

She is, the member of the family who has the biggest love for us. She is, the woman who make us still alive after that uneasy collapse, with her hand, do this and that, from the sun rises til the stars appear. Year by year, far from easy. She has been staying, keep triying her best for us. She is the only one that said to us, the children: 'You're the jewel of my heart, you are the reason that I live.' She is the reason for me to do everything. 
He is, my man, who bought me everything when I was a kid, put me in the best school in town. Who spared his time everytime I asked 'gulat-gulatan' and badminton. Who always accompanied me to toy store. He used to be a cold man several years ago. Not talk too much. I often had a fight with him when I was in Senior High. But, time heals, God heals. I know in his silence he is thinking. He is the man who protects me like I am everything in this world. 
He is, my little man, my partner in crime, my biggest enemy when I was a little. Sometimes, we made each other crying. Sometimes we cried together. Now, he is my partner in going to church or wherever he treats me like I am... I don't know, he treats me that good. 
I Thank God for blessing my family.
Each family maybe has its own 'dysfunction', has its own problem, but at last everything will be OK, everything will be Great.

Sunday 9 November 2014

Kadang ketidaktahuan itu menenangkan, sampai pada akhirnya waktu menginformasikan.