Monday 17 March 2014

Baru saja mendapat telfon dari seorang teman yang baru saja putus hubungan cintanya, diputuskan. "Halo" yang pertama kali terdengar  ketika telfon tersambung, sudah cukup menjelaskan seluruh kesedihannya. Tak perlu juga sebenarnya ia bercerita. Kata-kata ia luapkan dari hati yang rasa -nya perlahan (dipaksakan) menguap. Toh, cinta tidak sesederhana air yang bisa dituang ke saluran pembuangan jika ia keruh.

Katanya:

"Lebih baik saya mempertahankan pohon yang hampir roboh daripada harus kembali menanam benih."

Mungkin menanam kembali akan terasa lebih melelahkan. Mencari benih baik terlebih dahulu, menanamnya dengan benar, menyiraminya, memberi pupuk, menyiangi gulma, menjaganya dari hama, memberi tegakan kala ia mulai merunduk karena telah lama waktu yang ia jalani. Namun, menurut saya menanam kembali memberikan kita peluang mendapatkan hasil yang lebih baik ketimbang mempertahankan pohon yang nyaris rubuh -- yang rubuhnya kita tak tahu kapan dan bagaimana pada akhirnya ia merubuhkan segala asa.

No comments:

Post a Comment