Monday 22 September 2014

Berhenti Menulis Tangan

Pada ambang malam hari

Belakangan ini, aku mencoba mengurangi menulis dengan tangan

Menulis tangan buatku, bukan sekadar menggelar angan pada kertas
tapi juga mengajak perasaan untuk turut bekerja keras

Perasaanku telah banyak dikorbankan, 

ketika dulu aku masih sering menulis dengan tangan
Kesedihan, muak, dan kecewa terus coba disuratkan pena pada genggam jemari
Sementara benang luka pada hati dibuka kembali -- tercerabut helai demi helai

Menulis tangan buatku, berarti menghimpun kembali memori

yang untuk beberapa waktu bersembunyi pada sela-sela saraf

Menulis tangan buatku, berarti mengundang  organ tubuh, rasa yang telah luruh, 

juga percaya yang telah runtuh untuk rela dipersatukan guna mencipta cerita utuh
Meski kesatuannya hanya sekadar pura dalam waktu yang sekian paruh

Belakangan ini, aku mencoba mengurangi menulis dengan tangan

dan membiarkan inspirasi menulis diri pada laman bebas di udara
yang entah siapa sudi jadi pembaca

Setidaknya aku tidak perlu tersiksa sebegitunya

Konektivitas jemari, hati, dan memori yang terlampau kuat
melemahkan jiwa begitu payah



No comments:

Post a Comment