lebih rapi setidaknya dari pikiranku
yang masih saja bertengger pada alih dimensi
Aku bertemu kau semalam
Pada taman harap di mana rumput tak lagi dapat tumbuh
Mungkin hujan
belum juga bercumbu dengan tanah sepanjang musim ini
Aku bertemu kau semalam
Dengan kau memunggungiku
Seakan aku ini
abang angkot yang meminta kurangnya ongkos
Meski celaka kita hari ini
akibat terwujudnya -khayal liar-nyataku pada bagian samar dagingmu-
yang lebih bejat dari yang biasa orang tuduhkan pada abang angkot
Aku bertemu kau malam itu
--Senin awal bulan lalu kalau ku tak salah ingat--
Dengan kita saling menghadap
Ketika daging-daging kita saling bicara, sesekali cekikikan
Akal kita dengan senang hati berjalan-jalan mencari angin
Sedang jiwa kita bermain-main
di sekitar meja rias dan kamar mandi
Kita bersenang-senang
pada dimensi yang juga beralih setiap detiknya.
Aku bersenang-senang
namun kau justru merasa malang, Peralihanku.
Senang bisa bertemu, semalam.
Terlebih malam itu.
Jatinangor, 30 Desember 2013
No comments:
Post a Comment