Selamat malam,
hujan terus saja jatuh sejak siang tadi
Entah berapa triliun juta ribu ratus butir mereka
jatuh di atas ribuan ratusan kepala manusia
yang tengah berlalu lalang di antara gunung-gunung
Malam ini semua penduduk desa mengarah pada satu tanah lapang
di sesuatu yang bisa disebut lembah
di antara gunung - gunung
Mereka berkumpul untuk merundingkan anak kepala desa
yang tak kunjung pulang di ujung malam
Purnama seharusnya tak sebenderang ini
Mana pula hujan
Hujan dan purnama
Keduanya muncul malam ini
Seolah saling bersitegang
Purnama membantu kami memberi terang
untuk melakukan pencarian
Sedang triliun juta ribu ratus butir hujan ini
berusaha menghentikan langkah kami
Dalam hujan dan terang purnama
seluruh pria dewasa masuk hutan
demi si anak perawan kepala desa
yang entah kemana--mungkin dimakan serigala
Para pria telah memasuki hutan, aku penutup jalan
Para ibu dan anak-anak mengarah balik ke rumah
Tiba-tiba saja
Purnama menghilang
Langit menghitam kelam
Guntur menggelegar, guruh bergemuruh seakan langit hendak luruh
gelap
gelap
gelap
Bumi bergetar
jatuh
jatuh
runtuh
Dunia runtuh
Tanah terbelah
Pria, ibu, anak-anak, hewan hutan
masuk ke dalam tanah.
Tanah tertutup
merapat
Mereka terjebak
Tertelan tanah
Mungkin tanah rindu manusia
Lapang itu sepi
Hutan apalagi
Dunia sepi
Dunia lahir kembali
Jatinangor, 4 Desember 2012
20.25
No comments:
Post a Comment