Tuesday 4 December 2012

Dunia Baru


Selamat malam,
hujan terus saja jatuh sejak siang tadi
Entah berapa triliun juta ribu ratus butir mereka
jatuh di atas ribuan ratusan kepala manusia
yang tengah berlalu lalang di antara gunung-gunung

Malam ini semua penduduk desa mengarah pada satu tanah lapang
di sesuatu yang bisa disebut lembah
di antara gunung - gunung
Mereka berkumpul untuk merundingkan anak kepala desa
yang tak kunjung pulang di ujung malam

Purnama seharusnya tak sebenderang ini
Mana pula hujan
Hujan dan purnama
Keduanya muncul malam ini
Seolah saling bersitegang

Purnama membantu kami memberi terang
untuk melakukan pencarian
Sedang triliun juta ribu ratus butir hujan ini
berusaha menghentikan langkah kami

Dalam hujan dan terang purnama
seluruh pria dewasa masuk hutan
demi si anak perawan kepala desa
yang entah kemana--mungkin dimakan serigala

Para pria telah memasuki hutan, aku penutup jalan
Para ibu dan anak-anak mengarah balik ke rumah

Tiba-tiba saja
Purnama menghilang
Langit menghitam kelam
Guntur menggelegar, guruh bergemuruh seakan langit hendak luruh

gelap

gelap

gelap


Bumi bergetar

jatuh

jatuh

runtuh

Dunia runtuh


Tanah terbelah

Pria, ibu, anak-anak, hewan hutan
masuk ke dalam tanah.

Tanah tertutup
merapat
Mereka terjebak
Tertelan tanah

Mungkin tanah rindu manusia

Lapang itu sepi
Hutan apalagi

Dunia sepi

Dunia lahir kembali




Jatinangor, 4 Desember 2012
20.25