Sunday 9 November 2014

Kadang ketidaktahuan itu menenangkan, sampai pada akhirnya waktu menginformasikan.
Tidak perlu takut jika ada yang ingin meninggalkanmu, karena yang akhirnya tertinggal untukmu adalah peninggalan Tuhan yang paling baik. 
Tidak perlu juga terlalu khawatir tentang dia yang tidak memperhatikanmu.
Sesungguhnya selain kepada keluargamu, Tuhan telah menitipkan perhatianNya pada sosok yang akan menjadi pemerhatimu sampai akhir.
Orang lain tetap orang lain, seberapapun kamu menganggapnya dekat, jiwanya tetap tak sama dengan jiwamu. Lain lagi soal belahan jiwa, mungkin ia ada, tapi entah di belahan dunia mana dan pada belahan masa yang bagaimana ia akan datang. Pacar kamu, suami atau istri, teman-teman, adik-kakak, bahkan ayah ibumu, sesungguhnya kamu tidak pernah mengenal mereka sebegitu dalamnya. Masa mengaburkan ketidakpahaman akan diri. Diolah oleh waktu bersama yang sering dihabiskan, lantas kita merasa 'sama'. Sesungguhnya, dari dalam diri kita pun banyak yang belum dikenali. Siapa kita, untuk apa kita hidup, cara hidup seperti apa yang kita mauHidup ini pada akhirnya tentang bagaimana memberi jiwa pada jiwa, setidaknya jiwa kita sendiri.
Melupakan mungkin jadi satu-satunya cara untuk melindungi diri atas tak datangnya harapan.
Kenangan mungkin sifatnya seperti benda purbakala, sedalam dan selama apapun tertimbun pasti akan tertemukan kembali pada suatu kala.